Tubuh Geologi Kementerian ESDM mengatakan tanah lenyap di Desa Sila, Kabupaten Maluku Tengah kemarin sebagai petunjuk alam tersedianya tanah merayap dari karakter batugamping koral yang punya harapan membuat sinkhole (berongga) .
" Apa yang berlangsung di Sila bukan akibatnya karena sesar atau patahan. Ini murni perihal geologi dari karakter batugamping koral, " papar Kepala Tubuh Geologi Rudy Suhendar di Bandung, Rabu (20/11/2019) .
Simak Juga : morfologi
Rudy memperjelas, jika amblesan tanah di Sila karena sesar, maka punya sifat regional atau merembet ke banyak tempat serta memanjang membuat suatu total. " Amblesan tanah cuma punya sifat lokal, tak berkembang ke wilayah lain, " papar Rudy.
Awalnya udah sempat diadukan oleh masyarakat Desa Sila, Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah berlangsung amblesan tanah sedalam satu mtr. dari permukaan tanah dengan membuat diameter lingkaran sampai 30 mtr..
Artikel Terkait : mitokondria
Berdasar pada penilaian klub Tubuh Geologi di lapangan, tambah Rudy, retakan tanah berlangsung di tempat rekahan tanah yang tercipta pada 2012, karena runtunan gempa bumi yang berlangsung di daerah Seram serta Banda. Pada waktu itu, retakan membuat lingkaran berdiamter 25 mtr..
" Retakan 2012 lalu lalu membawa dampak susunan tanah tak konstan. Ditambahkan intensif gempa di Maluku yang lumayan tinggi saat tiga bulan paling akhir, " jelas Rudy.
Menurut Rudy, insiden mirip sudah berlangsung di Daerah Gunung Karts Yogyakarta dimana tanah membuat sinkhole kosong persis dengan yang menerpa Desa Sila.
Waktu ini, klub Tubuh Geologi tengah bergerak ke lapangan mengerjakan tinjauan dengan memakai drone buat mendapat penilaian visual morfologi. Selain itu, mereka mengerjakan Ground Penetrating Radar (GPR) untuk mendapat data bawah sekitar 10 mtr..
" GPR bakal tentukan wilayah void (rongga) buat tentukan daerah mana saja yang aman serta beresiko buat orang, " kata Rudy.
No comments:
Post a Comment