Wednesday, November 20, 2019

Beginilah Pahlawan Kemerdekaan yang Gigih Berjuang Melawan Penjajah

Pahlawan Kemerdekaan Indonesia, barang siapa yang kamu mengenal sampai sekarang? Mereka amat gigih bela negara Indonesia.

Pahlawan sendiri punyai arti, yaitu orang yang menonojol sebab keberanian serta pengorbanannya dalam bela kebenaran atau pejuang yang gagah berani. Di bulan Agustus ini, bangsa Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus.

Seperti yang kita tahu, kemerdekaan Indonesia didapat lewat perjuangan beberapa tokoh bangsa yang menyingkirkan beberapa penjajah dari Indonesia.


Buat kembali mengenang barang siapa dari nama pahlawan nasional serta aslinya. Berikut 10 biodata pahlawan kemerdekaan.

1. Soekarno

Pahlawan kemerdekaan nasional di urutan pertama ada Soekarno atau diketahui dengan istilah Bung Karno. Pria kelahiran Surabaya, 6 Juni 1901 ini adalah Presiden Indonesia pertama pada periode tahun 1945-1967.

Andil penting pribadi Bung Karno untuk Indonesia sendiri berbentuk pribadi proklamator kemerdekaan Indonesia serta pemrakarsa basic negara, adalah Pancasila. Figurnya sendiri diketahui jadi orator teruji yang bisa membangkit semangat beberapa pendengarnya.

Beliau sudah pernah dikatakan menderita masalah ginjal, tetapi dia menentukan penyembuhan tradisionil. Sayangnya, pada 21 Juni 1970 beliau hembuskan nafas terakhir kalinya di Jakarta, Indonesia.

2. Mohammad Hatta

Seperti pribadi Bung Karno berubah menjadi satu orang proklamator, Mohammad Hatta sudah berubah menjadi salah satunya pahlawan wilayah Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Simak Juga : contoh biografi diri sendiri

Mohammad Hatta sendiri punyai jabatan penting saat hidupnya, seperti pm dalam kabinet Hatta I, Hatta II, serta RIS, sampai berubah menjadi wapres Indoensia. Meskipun jadi satu orang politikus, Mohammad Hatta pula dipanggil jadi 'Bapak Koperasi'.

Beliau lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902 serta wafat di Jakarta pada 14 Maret 1980. Gelar pahlawan nasional buat Mohammad Hatta diputuskan oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada 7 November 2012, gelar itu ikut diserahkan ke mendiang Soekarno.

3. Soedirman

Di Indonesia punyai pribadi panglima tentara seperti panglima tempur dalam film Dilan 1990. Pribadi itu adalah Soedirman, pria kelahiran Bodas Karangjati, 24 Januari 1916. Beliau diangkat jadi panglima besar serta berubah menjadi jenderal pertama serta termuda Indonesia pada 18 Desember 1948.

Banyak kesibukan militer yang dilaksanakan olehnya sampai dia berubah menjadi pribadi yang dihormati di Indonesia. Meskipun terserang penyakit tuberkulosis paru-paru, dia tidak mudah menyerah serta gigih dalam mengawasi keamanan Indonesia. Sebab penyakitnya itu, dia meninggal dunia pada umur 34 tahun, pada tanggal 29 Januari 1950 di Magelang, Jawa Tengah .

4. Pangeran Diponegoro

Bendara Pangeran Harya Dipanegara atau lebih diketahui dengan Diponegoro lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat pada tanggal 11 November 1785. Putra sulung dari Sultan Hamengkubuwana III ini diketahui sebab berubah menjadi pimpinan Perang Diponegoro dalam periode waktu tahun 1825-1830.

Perang Diponegoro tersebut jadi perang dengan korban terbanyak banyaknya sepanjang riwayat Indonesia. Pengharagaan atas layanan Diponegoro lewat penggunaan namanya jadi nama salah satunya kampus negeri di Semarang, adalah Kampus Diponegoro (Undip) .

Pangeran Diponegoro meninggal dunia pada 8 Januari 1985 di Makassar, Sulawesi Selatan. Pada saat pemerintahan Presiden Soekarno sudah pernah mengadakan Haul Nasional memperingati 100 tahun wafatnya Pangeran Diponegoro, 8 Januari 1955. Dan, pernyataan jadi Pahlawan Nasional dicapai Pangeran Diponegoro pada tanggal 6 November 1973 .

5. Imam Bonjol
Artikel Terkait : cara menggabungkan file PDF dengan adobe reader

Nama asli Tuanku Imam Bonjol yaitu Muhammad Shahab, lahir di Bonjol, 1 Januari 1772. Dia adalah satu orang ulama serta pemimpin warga ditempat.

Imam Bonjol bertarung menentang penjajah dalam Perang Padri di Sumatera Barat. Sebelumnya peperangan itu karena pertentangan berkaitan permasalahan agama sebelum menjadi peperangan menentang beberapa penjajah. Perjuangannya itu dilaksanakan bersama dengan pasukannya golongan padri dari tahun 1803-1838 serta pada tahun 1833 sampai 1838 perang golongan padri serta golongan rutinitas balik menentang penjajah .

Dia wafat kala pengisolasian di Lotak, 6 November 1864. Sekarang, namanya juga diketahui jadi pahlawan serta diangkat jadi Pahlawan Nasional Indonesia sejak mulai tanggal 6 November 1973.

Lihat juga : Kobarkan Jiwa Pahlawan Masyarakat Bandung dengan Perangi Hoax

Sesudah itu bakal ada pahlawan nasional wanita yang ikut ikut serta dalam perjuangan rakyat Indonesia dalam kemerdekaan Indonesia.

6. Kartini

Raden Adjeng Kartini alias Kartini adalah pribadi pahlawan nasional yang tetap disematkan untuk beberapa pejuang wanita Indonesia sampai sekarang. Sejumlah hidupnya, Kartini berubah menjadi pendahulu kebangkitan wanita pribumi yang perjuangkan kesetaraan hak kaumnya.

Meskipun datang dari keluarga ningrat, Kartini punyai misi mulia, seperti membangun sekolah wanita di dekat kantor kabupaten Rembang serta kebebasan hak beberapa golongan wanita. Lantaran misi mulianya, sekolah Kartini sukses dibuat di banyak kota besar, Indoensia, satu diantaranya di Semarang.

Bertarung tidak hanya memanfaatkan kapabilitas fisik saja, Kartini membuktikan perjuangan dengan kegigihannya dalam membangun sekolah wanita serta tulisan-tulisan hebatnya.

Sayangnya di umur yang masih terhitung muda 25 tahun, dia meninggal dunia di Rembang, 17 September 1904. Serta, sekarang setiap tanggal lahirnya yang jatuh pada 21 April bakal ada peringatan Hari Kartini setiap tahun.

7. Cut Nyak Dhien

Pahlawan nasional wanita yang lahir di Aceh tahun 1848 ini adalah pribadi wanita kuat yang berani pimpin pasukan pada Belanda kala Perang Aceh.

Yang menimbulkan Cut Nyak Dhien turut berperang buat menyudahi penjajahan Belanda sebab mendiang suaminya Ibrahim Lamnga yang meninggal bertarung menentang Belanda. Kemauan serta semangat Cut Nyak Dhien memperkenalkannya pada pribadi Teuku Umar yang selanjutnya berubah menjadi suami ke-2 darinya. Selanjutnya mereka bertarung menentang Belanda bersama dengan sampai sang suami ikut gugur.

Dia selanjutnya diamankan serta diasingkan sampai wafat di Sumedang, 6 November 1908 serta dikebumikan di Gunung Puyuh, Sumedang.

8. Dewi Sartika

Pribadi wanita dengan pikiran cemerlang yang lain adalah Dewi Sartika. Lahir dari keluarga priyayi Sunda pada tanggal 4 Desember 1884, dia bersikeras buat buka Sekolah Istri atau sekolah wanita pertama se-HIndia Belanda.

Semangat Dewi Sartika dibuktikan dengan beberapa wanita lulusan sekolahnya yang punyai persamaan dalam kebolehan wanita dengan laki laki. Lantaran jasanya dalam sektor pendidikan, Dewi Sartika dapatkan bintang layanan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Serta, pada 1 Desember 1966, dia disadari jadi Pahlawan Nasional. Sayangnya, Dia wafat pada 11 September 1947 kala jaman perang kemerdekaan.

9. Martha Christina Tiahahu

Pahlawan nasional wanita selanjutnya adalah Martha yang lahir di Maluku, 4 Januari 1800. Dia diketahui jadi wanita gagah berani yang ikut meangangkat senjata buat menentang penjajah Belanda.

Martha bersama-sama ayahnya membuat tim pertahanan dalam perlawanan di Desa Ouw Ullat Jasirah Tenggara, Pulau Saparua. Sayangnya, sang ayah Paulus Tiahahu divonis hukuman mati gantung, dan Martha diasingkan ke pulau jawa serta meninggal dunia pada 2 Januari 1818, kala dianya belum genap berumur 18 tahun.

Duh, susah sekali ya Detikers.

10. Nyi Ageng Serang

Nyi Ageng Serang adalah putri Pangeran Natapraja, salah satunya panglima perang pasukan Pangeran Mangkubumi. Nama asli beliau adalah Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih, lahir pada tahun 1752, Serang Purwodadi, Jawa Tengah. Beliau turut pimpin pasukan buat membendung serangan pasukan Belanda pada wilayah Serang.

Nyi Ageng Serang sempat masuk dengan pasukan Pangeran Diponegoro buat menentang Belanda. Dengan pasukan Nataprajan, dia berperang di wilayah Serang, Purwodadi, Kudus, Demak, Juwana, Semarang, serta Rembang. Sebab upayanya itu, dia diangkat berubah menjadi penasihat pasukan Diponegoro. Walau usianya telah semakin bertambah tua, dia konsisten pimpin pasukannya sampai dia meninggal dunia di Yogyakarta pada tahun 1838 sebab jatuh sakit.

No comments:

Post a Comment

Yuk Intip Industri Coworking Space Cetak Pertumbuhan Tinggi

Industri ruangan kerja berbarengan (coworking ruang) adalah satu diantaranya bidang yang terus berkembang. Perkembangan ini searah dengan be...