Wednesday, August 7, 2019

Ini Dia Ilmuwan yang Mengukur Bumi Bulat

Diskusi Teori Bumi Datar di golongan umat Islam dunia lebih sulit lantaran memelintir ayat Al-Quran. Walau sebenarnya malah ilmuwan Islam yang pertama mengukur bulatnya Bumi.

Teori Bumi Datar dimaksud pseudoscience, seperti ilmiah, walau sebenarnya tak diketemukan dasarnya. Seperti itulah respon Instansi Penerbangan serta Antariksa Nasional (Lapan) yang sudah pernah berdiskusi langsung dengan praktisi Bumi Datar.

BACA JUGA : Bab Bumi Datar, Lapan : Sama Sekali Tak Ilmiah

Lemah di alasan ilmiah membuat beberapa partisan Bumi Datar yang muslim memberikan tambahan ayat Al-Quran yang dipandang banyak faksi jadi pelintiran ayat. Di YouTube bersebaran video seakan-akan ajaran Islam menyuport Bumi Datar dengan mencuplik ayat yang katakan Bumi menghampar.
Simak Juga : rumus identitas trigonometri

Pasti ini klaim yang beresiko. Walau sebenarnya, bila buka lembaran peristiwa, malah beberapa ilmuwan muslim yang meyakinkan Bumi itu bundar pada zaman ke-10 atau 6 zaman tambah cepat dari Sir Francis Darke pada 1577, yang mengitari Bumi untuk tunjukkan bumi itu bundar.

Disatukan detikcom dari beberapa sumber, semisalnya Owlcation, ilmuwan itu ialah Abu Rayhan al-Biruni (973-1048) yang hidup pada saat Khalifah Abbasiyah. Ia ialah pakar fisika, matematika, astronomi, peristiwa, geologi, filsafat, geografi, serta pengetahuan alam yang lain.

Bagaimana Al-Biruni tentukan Bumi itu bundar, bahkan juga mengukur diameter Bumi? Ini dia jeniusnya Al-Biruni. Ia cukup dengan modal alat ukur derajat bintang yang dimaksud Astrolabe, gunung yang tinggi dengan panorama horizon yang rata prima serta yang ke-tiga rumus trigonometri.

Kejadian Al Biruni, Ilmuwan Muslim Mengukur Bumi yang BulatDiagram kalkulasi trigonometri mengukur radius bumi oleh Al-Biruni (YouTube)

Pertama, ia ukur dahulu tinggi gunung yang ia naiki. Beberapa sumber katakan itu ialah gunung di India atau Pakistan yang masuk daerah Kekhalifahan Abbasiyah. Mengukur tinggi gunung tak seringan saat ini, Al-Biruni mengarahkan Astrolabe ke dua titik tidak sama di daratan lalu tangen sudutnya dikalikan serta dibagi beda tangen 2 pojok itu dengan rumus trigonometri.

Baca Juga : contoh soal deret geometri
Selanjutnya, nah ini sisi yang paling indah, Al-Biruni mengarahkan Astrolabe ke titik cakrawala, lalu membuat garis imajiner 90 derajat tembus ke Bumi. Ia membuat segitiga siku-siku raksasa di antara urutan ia berdiri, titik horizon, serta pokok bumi. Al-Biruni lantas menjelaskan jari-jari Bumi ialah 6. 335, 725 km. Beberapa sumber lain katakan hasilnya 6. 339, 9 km.

Bila jari-jari Bumi telah kedapatan, tak susah mengukur keliling Bumi dengan rumus keliling lingkaran, ialah hasilnya 40. 075 km. Nah, pengukuran Bumi di era kekinian dalam pencarian detikcom, terdaftar dalam World Geodetic Sistim (WGS-84) yang disimpan National Geospatial-Intelligence Agency di Amerika Serikat serta jadi sumber kalkulasi untuk Global Positioning Sistim.

Disana terdaftar keliling Bumi ialah 40. 075, 071 km. Punya arti kalkulasi Al Biruni tepat! Cuma beda di desimal yang punya arti meleset hanya dibawah 1 %. Kerennya , Al Biruni mengerjakannya 11 zaman yang lampau.

Khasnya , kala keliling Bumi dihitung dengan cara melintang dengan poros Utara-Selatan hasilnya ialah 40. 007, 86 km. Ada beda 67, 211 km, punya arti Bumi rada lonjong dikit tetapi perihal ini akan tidak jelas disaksikan mata.

Bila Bumi ini datar, telah jelas kalkulasi dengan trigonometri ini kemungkinan kecil dilaksanakan oleh Al Biruni.

No comments:

Post a Comment

Yuk Intip Industri Coworking Space Cetak Pertumbuhan Tinggi

Industri ruangan kerja berbarengan (coworking ruang) adalah satu diantaranya bidang yang terus berkembang. Perkembangan ini searah dengan be...