Perihal itu dia berikan dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) pada Selasa, 21 Agustus 2018 dengan obyek 'Kampanye Belum juga, Perang Socmed Udah Dimulai'
Menurut Ratna, Abu Janda yg kerapkali mengemukakan bab hoaks serta bikin keresahan.
Ratna terus mengemukakan kalau dia tak melarang apabila sejumlah orang beri dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) , tetapi Ratna mengharapkan mereka ikut terus urgent.
" Masih jadi orang yg urgent. Jangalah dengan mencaci orang kamu merasa dirimu urgent. Itu bukan urgent. Itu sisi dari kurang ajar bahkan juga pada dirimu sendiri! " kata Ratna.
Simak Juga : teks anekdot social
Ratna menilainya Abu Janda malas mencari kenyataan serta cuma asal bicara.
" Ada kenyataan di muka mata kamu, kok. Bener-bener kamu gak sempat lihat orang ada masalah di pasar? Kamu ngomong bab TKA. Kamu turun gak? Kamu lihat gak ke pabrik-pabrik? Kamu pergi ke tambang nikel? " tantang ibu dari artis Atiqah Hasiholan itu.
" Kamu cuman dengar perkataan menteri. Menteri dari presiden yg salah menurut gua! " tegasnya.
Dia menilainya komunitas ILC terlampau mahal biayanya bila cuma buat komunitas menang-menangan. Kekeliruan menurut dia bukan di social media.
" Ini bukan komunitas biar 'aku nampak menang'. Yg menang itu negara ini. Bangsa ini pengin kita menangi. Walau kamu membela Pak Jokowi, saya mohon ke semua biar kita jangan sampai salahkan media sosial. Yg salah itu kita kok! " papar ia.
Ratna terus mengemukakan kalau sekarang banyak wadah yg dibungkam serta diperintah beri dukungan pemerintah serta tak yg coba mencari kebenaran.
" Kita lihat sifat wadah kita, apakah tetap ada yg punyai semangat investigasi? Sangat sedikit. Gak ada yg coba mencari kebenaran. Rakyat coba mencari kebenaran serta melepasnya di Twitter terus di serbu dengan buzzer. Apa itu tujuannya apakah coba? " ujarnya.
Ratna mempersilahkan terhadap Abu Janda buat beri dukungan Jokowi, tetapi bikin Jokowi dapat pimpin bangsa dengan benar merupakan suatu hal yg lebih utama menurut dia.
Dia juag pernah mengusik bab perlakuan gempa di Lombok NTB.
Ratna menyatakan sedih dengan pengakuan pemerintah yg takut bagian pariwisata terganggu apabila gempa di NTB diputuskan jadi petaka nasional.
" Istana risau rugi apabila gempa di NTB diputuskan jadi petaka nasional. Di tengahnya kemeriahan yg demikian lux, negara berani mengeluarkan pengakuan begini, " pungkasnya.
Artikel Terkait : teks anekdot singkat lucu dan menyindir
Kemudian, Ratna menyebutkan kalau moment di Lombok sama dengan dengan petaka tenggelamnya KM. Cahaya Bangun di Danau Toba.
Disamping itu, berkenaan serang menyerang di jejaring sosial, Ratna mengharapkan ha ; itu tak jadikan jadi alat pemecah belahlah negara.
Dia mengharapkan biar rakyat Indonesia punya sikap urgent.
No comments:
Post a Comment